Orasi Kebangsaan Ketua Yayasan Peneleh Jang Oetama dalam Acara 108 Tahun Zelfbetuur

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Alhamdulillahi rabbil alamiin
wassalatu wassalamu ala asrofil anbiya-i wal mursalin wa ala alihi washahbihi ajmain
Asyhadu alla illa ha illah wa asyhadu anna Muhammadarrasulullah.

Peneleh
Zelfbestur
Aksi

Astaghfirullahaladhziim
Astaghfirullahaladhziim
Astaghfirullahaladhziim

Orasi Kebangsaan ini kami buka dengan istighfar
Sudah sepatutnya kita memunajatkan ampunan atas dosa
Karena negeri ini yang selayaknya merdeka, tersedu menggelepar,
Karena kita tak mampu menjalankan amanah untuk jaga harga diri bangsa.
Gurunda Haji Omar Said Tjokroaminoto berteriak lantang seraya tegak berdiri
Dengan penuh kesungguhan keinginan akan sebuah pemerintahan sendiri,
Zelfbestuur!

Inilah Proklamasi 1.0 yang dikumandangkan di Kongres Nasional Pertama
Syarikat Islam
16 Juni 1916 di Bandung 108 tahun yang silam.

Pemerintahan sendiri akhirnya hanya jadi jargon yang meracau
Ekonomi, Pendidikan, Politik, Kesehatan, dan banyak lagi; kita sungguh kacau
Bagaimana tidak? dalam berpikir saja kita tidak merdeka
Dengan sadar, enggan menjadi manusia Nusantara
Kita lebih suka menjadi Barat; menjadi Londo bulak
Nilai dan Budaya luhur bangsa malah kita tolak

Aduh
Kita sungguh gaduh
Dari jati diri, kita jauh
Tak lagi punya jangkar berlabuh.
Aktivis Peneleh yang saya cintai,
Tidaklah cukup memproklamirkan
Peneleh Zelfbestur Aksi,

Jika hati tak terkait,
Berjuang sendiri itu sulit,
Jika jemari tak mengepal kuat,
Kita menyerah mudah saat terhambat,
Jika langkah kemudian terhenti,
Sesungguhnya kita telah mati.
Ya Mati!

Karena kemerdekaan itu sejatinya bukan tentang secara fisik hidup atau mati,
Kemerdekaan itu tentang menolak tunduk pada kekuasaan selain Allah,
Agar kita lantang bisa berteriak: aku akan hidup seribu tahun lagi!
Karena hidup merdeka sejati adalah hidup yang tak berakhir di diri,
Tapi kemerdekaan untuk anak cucu cicit kita nanti.

Aktivis Peneleh yang saya cintai
Buatlah catatan untuk diri:

Nyawamu kau serahkanpun tak bermakna
Umur yang kau habiskan tak berguna
Jika janji indah terucap tak berbekas
Jika aksi hanya untuk agar diri lepas bebas

Anak-anakku Aktivis Peneleh,
Keluarga terkasihku Aktivis Peneleh,
Perjuangan memang tak pernah ringan,
Itu yang bisa kami janjikan,
Tapi jangan biarkan hanya di angan,
Jangan biarkan hanya jadi harapan.

Karena engkau tidak sendiri,
Engkau bersama kita,
Engkau bersama Allah.

Kalau kau Lelah,
Mungkin karena kau letakkan harapanmu di hatimu,
Letakkan harapanmu di tanganmu
Agar semakin kuat genggaman pedangmu

Kalau kau Lelah
Tak apa lambatkan langkahmu atau sejenak berhenti
Penuhi lagi hatimu dengan iman berapi
Agar urung kau sarungkan pedangmu terlalu dini

Kalau kau Lelah
Ingat bahwa bukan lelahmu yang berarti
Tapi ayunan pedangmu melawan tirani
Hingga pulang mati nanti.

Ihdinasshirothol Mustaqiim
Alif
Alif
Alif

Terima kasih telah menjadi bagian dari KITA
Terima kasih tertulus dan terdalam dari KITA
Mari lanjutkan perjuangan!

Peneleh
Zelfbestuur
Aksi

Billahi fii sabilil haq
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Malang Lingsir 15 Juni 2024, menuju 16 Juni 2024
Disampaikan sebagai Orasi Kebangsaan 108 tahun Zelfbestuur,
oleh
Ari Kamayanti
Aktivis Peneleh

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *