(8/12/2022)- Aktivis Peneleh Kediri berinisiatif mengundang beberapa Organisasi Kemahasiswaan yang ada di Kediri untuk berkonsolidasi membincangkan masa depan Negara ini. Bertempat di Cinnarito Kopi, Jln. Perintis Kemerdekaan, Ngronggo Kediri. Dalam diskusi tersebut dihadiri oleh para Ketua umum dari PMII, IMM, GMNI serta Kepala Sekolah Aktivis Peneleh, dengan dimoderatori oleh Mufid Adiansyah dari Aktivis Peneleh Regional Kediri.
Banyak yang kita diskusikan, dari mengobrolkan masa lalu, realitas sekarang dan masa depan yang akan kita bangun dan perjuangkan. Diskusi ini dilaksanakan dengan konsep talkshow. Jadi moderator melontarkan beberapa pertanyaan kepada para narasumber. Pertanyaan pertama tentang realitas kebangsaan dilihat dari lima tahun terakhir dan realitas pemuda saat ini. Jawabannya pun beragam. Dari mulai masuknya globalisasi, kisruh pemerintahan yang semakin semena-mena, RKUHP yang disahkan dan dianggap mematikan demokrasi, pembunuhan yang telah dinormalisasi, kenakalan remaja yang tak terkontrol dan lain sebagainya. Ketua umum Cabang GMNI Bung Abdur Roziqin berkomentar bahwa “gaya hidup pemuda sekarang disebabkan globalisasi yang masuk ke Indonesia, dan menjadikan pemuda memiliki sifat MHK (Materialistik, Hedonis dan Kapitalistik)”
Sehingga muncullah pertanyaan, apakah di dalam masing-masing organisasi telah melakukan gerak kolektif secara masif. Semua ketua umum telah mengatakan masif, tetapi Ibnu Syifa, Kepala Aktivis Peneleh berkata berbeda. Benar semua gerakan dari pemuda sudah masif dalam pelaksanaannya. Tapi belum matang dalam rencananya. Kebanyakan gerak pemuda sekarang hanya bersifat sporadis dan tidak memiliki rencana jangka panjang yang akan merugikan pemuda itu sendiri. Contoh ketika ada isu yang menyentil rasa kemanusiaan, menganggap suatu kebijakan tidak adil, maka kebanyakan pemuda merencanakan turun aksi. Tetapi setelah aksi mau apa?” hal tersebut menjadi koreksi terhadap gerakan pemuda yang belum merefleksikannya dalam kesalahan dan kejadian tahun 1998.
Diakhir diskusi ada peserta yang mengajukan pertanyaan kepada setiap narasumber. “Menurut anda, apakah puncak dari berorganisasi?” Alfan Abdillah ketua umum cabang IMM Kediri menjawab ”Ketika saya bisa bermanfaat bagi kader-kader saya dan organisasi itu sendiri. Jadi puncak organisasi menurut saya adalah memanusiakan manusia selayaknya manusia”. Menurut Syaiful Amin, Ketua Umum PC PMII Kediri menjawab ”Puncak berorganisasi bagi saya, ketika hidup saya dan organisasi sudah melebur, maka saya tidak merasa sedang berorganisasi. Tetapi menjalani hidup seperti biasa”.