Sarasehan Sejarah, Berangus Amnesia Historis
Telah terlaksana Sarasehan Sejarah yang diadakan oleh Aktivis Peneleh Regional Semarang pada Senin, 7 Maret 2022. Agenda ini dilaksanakan sebagai bentuk pemberontakan kepada amnesia historis akut yang banyak dijangkit masyarakat.
Salah satu bagian yang gelap dan kabur oleh generasi saat ini ialah amnesia sejarah akut. Sehingga gagal menggapai hikmah dari kisah para leluhur bangsa kita, hingga yang lebih disayangkan lagi adalah tidak dapat merefleksi dan mengkonstruksi peradaban nusantaranya sendiri.
Oleh karena itu Aktivis Peneleh Regional Semarang menginisiasi adanya Sarasehan Sejarah berseries yang diharapkan mampu menjaga kebersamaan lokalitas dengan mengedepankan nilai-nilai luhur religiositas dan Kenusantaraan tanpa kehilangan akar utama orisinalitas historis.
Narasumber yang dihadirkan yakni seorang sejarawan yang juga dosen Universitas Negeri Malang, yakni Bapak Dwi Cahyono. Beliau sangat antusias mengetahui masih ada pemuda yang ingin merawat sejarah melalui belajar dan diskusi. Meskipun beliau tinggal di Jawa Timur, kedalaman ilmunya membahas tentang sejarah di Jawa bagian tengah, seperti yang tertulis dalam tema acara ini tidak bisa diremehkan.
Pertemuan pertama ini, beliau menjelaskan perihal pentingnya mempelajari geografis sebelum sejarahnya. Menurutnya, keduanya sangat berkaitan. Misalnya, perkembangan jaman prasejarah di Jateng bisa dilihat di situs Sangiran. Hingga, perkembangan Islam yang dilihat dari Panembahan Senopati dan Sultan Agung.
Acara ini juga dihadiri oleh kalangan akademisi lain, misalnya Bapak Yohanes yang ternyata kenal dengan Pak Dwi. Mereka pun sempat bertegur sapa di saat sesi diskusi. Selain itu, pemuda yang hadir juga menunjukkan antusiasnya. Hal itu dilihat dari banyaknya pertanyan yang diajukan di sesi tanya jawab. Misalnya, pertanyaan Aang yang menilik sejarah Muria dan Jawa yang katanya dahulu terpisah secara geografis.