Semakin Mengenal Nusantara, Semakin Mengenal Jati Diri Bangsa
Nusantara bukan sekadar peradaban yang tertulis dalam tebalnya buku sejarah. Bukan sekadar utopia masa lalu. Tapi Nusantara merupakan jati diri kita. Jati diri yang harus mengakar dalam paradigma berpikir masyarakat Indonesia!
Pelaksanaan Reklamasi Supremasi Nusantara (RESIN) kali kedua (02/11) terlaksana di Gedung Kuliah Bersama Universitas ‘Veteran’ Pembangunan Nasional (UPN), Surabaya. Acara ini dihadiri oleh sejumlah mahasiswa S1 hingga S2 program studi Akuntansi. Acara dimulai pada pukul 19.15 WIB hingga 21.00 WIB. Sejumlah peserta diskusi berlangsung dengan hikmat dan turut tergugah pada materi supremasi kenusantaraan yang dibawakan oleh Dr. Aji Dedi Mulawarman selaku pemateri RESIN.
“Mengapa masih menggunakan paradigma yang jauh dari nilai kenusantaraan? Paradigma berpikir dalam disiplin keilmuan saat ini orientasinya jauh dari nilai nusantara.” Terang Dr. Aji Dedi Mulawarman dalam materinya.
RESIN merupakan agenda diskusi yang melibatkan berbagai kalangan akademisi ataupun umum, untuk mengenalkan superioritas pemikiran pada masa Nusantara. Nusantara menjadi kiblat peradaban yang seharusnya masyarakat Indonesia kini harus mengamininya. Namun pada kenyataannya, masyarakat Indonesia kini masih banyak yang tidak mengetahui superioritas pemikiran nusantara dan masih berkiblat sepenuhnya pada peradaban di luar Indonesia.
“Bagaimana mengoreksi paradigma ‘Bela Negara’ dalam tubuh kurikulum UPN? Apakah nilai kebangsaan sudah terinternalisasi didalamnya?” Mantik Dr. Aji Dedi untuk membuat para peserta diskusi selaku mahasiswa UPN untuk meresapi nilai ‘Bela Negara’ yang disesuaikan dengan nilai-nilai kenusantaraan.
Pada materi pembahasan RESIN kali ini, Ketua Dewan Pembina Yayasan Peneleh Jang Oetama ini menguatkan kembali nilai-nilai yang ada di Nusantara. Nilai-nilai pada masanya penuh luhur dan sayangnya masyarakat Indonesia saat ini buta akan hal itu. Tak hanya flashback masa lalu yang penuh kejayaan Nusantara, tapi Dr. Aji Dedi juga mengajak untuk merefleksikan hal tersebut untuk nantinya menjadi bekal koreksi diri kedepannya. Bahwasanya jati diri bangsa ini harus diselamatkan. Kalau tidak diselamatkan, maka identitas kebangsaan ini akan hilang dan akan menjadi bangsa yang terus merosot dalam segala hal.
“Banggalah terhadap apa yang dimiliki Indonesia. Siarkan kekayaan Indonesia pada seluruh penjuru dunia. Biar mereka tahu siapa kita. Jangan suka ikut-ikutan hasil produk luar. Mindset ngekor, harus dicukupkan. Kalau tidak nanti Indonesia ini bakal digoncang peradaban negara lain.” Terangnya.
Acara berjalan dengan lancar dan penuh hikmat. RESIN kali ini menjadi gerakan wawasan kebangsaan pada masyarakat agar Supremasi Nusantara benar-benar bisa dibumikan kembali. Bersama UPN selaku kampus ‘Bela Negara’, semua pihak optimis Indonesia bakal bangkit dari segala krisis, apalagi soal krisis identitas.