Mulai 14 Juli, Semua Murid Jabar Masuk Lebih Pagi

Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan menerapkan kebijakan baru terkait waktu pembelajaran. Mulai 14 Juli 2025, seluruh peserta didik dari jenjang PAUD hingga SMA/SMK akan memulai aktivitas lebih awal.
Kebijakan ini dibuat setelah melalui berbagai pertimbangan dan riset. Tujuannya untuk meningkatkan kedisiplinan sekaligus memanfaatkan waktu pagi yang lebih produktif untuk belajar.
Dampak perubahan ini akan dirasakan oleh berbagai pihak. Tidak hanya siswa dan guru, tetapi juga orang tua serta pengguna jalan di jam sibuk.
Penyesuaian jadwal diharapkan bisa memberikan banyak manfaat. Selain meningkatkan kualitas pendidikan, juga bisa membantu mengurai kemacetan di waktu-waktu tertentu.
Pengumuman Resmi Perubahan Jam Masuk Sekolah di Jabar
Perubahan jadwal sekolah di wilayah Jawa Barat kini memiliki payung hukum resmi. Kebijakan ini tertuang dalam dokumen yang dikeluarkan oleh pihak berwenang setempat.
Surat Edaran Gubernur Nomor 58/PK.03/DISDIK
Dasar hukum utama untuk penyesuaian waktu belajar adalah Surat Edaran Gubernur No.58/PK.03/DISDIK. Dokumen ini memuat berbagai ketentuan teknis pelaksanaan.
Informasi | Detail |
---|---|
Nomor Surat | 58/PK.03/DISDIK |
Tahun Ajaran | 2025/2026 |
Tanggal Efektif | 14 Juli 2025 |
Sumber | jdih.jabarprov.go.id |
Proses Sosialisasi Kebijakan
Dinas Pendidikan telah melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota. Sosialisasi dilakukan secara bertahap ke seluruh satuan pendidikan.
Kadisdik Purwanto menyatakan, “Implementasi kebijakan ini akan dipantau secara berkala.” Beliau menekankan pentingnya kerja sama semua pihak.
Dokumen resmi telah didistribusikan melalui kanal resmi. Sekolah dapat mengunduh salinan lengkap melalui portal daring Provinsi Jawa Barat.
Detail Kebijakan Baru Jam Masuk 06.30 WIB
Kebijakan terbaru tentang waktu belajar di Provinsi Jawa Barat membawa beberapa perubahan signifikan. Salah satunya adalah penyesuaian jam masuk bagi seluruh jenjang pendidikan.
Jenjang Pendidikan yang Terdampak
Aturan ini berlaku untuk semua satuan pendidikan, mulai dari PAUD hingga SMA/SMK. Berbeda dengan kebijakan sebelumnya yang hanya mencakup tingkat menengah atas.
Berikut rincian jenjang yang terkena dampak:
- Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
- Taman Kanak-kanak (TK)
- Sekolah Dasar (SD)
- Sekolah Menengah Pertama (SMP)
- Sekolah Menengah Atas/Kejuruan (SMA/SMK)
Perbedaan dengan Kebijakan Sebelumnya
Sistem lama hanya mewajibkan siswa SMA/SMK masuk pukul 06.30 WIB. Kini, seluruh tingkat pendidikan di provinsi Jawa harus mengikuti jadwal yang sama.
Perubahan lain yang perlu diperhatikan:
- Durasi belajar Senin-Kamis: 195 menit/hari
- Hari Jumat: 120 menit (lebih singkat)
- Tidak ada pekerjaan rumah untuk siswa
- Penyesuaian waktu istirahat dan pulang sekolah
Kebijakan ini juga memberikan perlindungan khusus bagi peserta didik berkebutuhan khusus. Mereka akan mendapatkan penanganan sesuai kondisi masing-masing.
Alasan Dinas Pendidikan Jabar Menerapkan Kebijakan Ini
Terdapat beberapa pertimbangan mendasar yang melatarbelakangi perubahan jam belajar. Dinas Pendidikan Jawa Barat telah melakukan berbagai kajian sebelum menetapkan kebijakan ini.
Meningkatkan Kedisiplinan Siswa
Penelitian menunjukkan bahwa memulai aktivitas lebih awal dapat membentuk karakter disiplin. Kebiasaan bangun pagi akan melatih tanggung jawab peserta didik.
Program ini juga sejalan dengan penguatan karakter di lingkungan sekolah. “Pola hidup teratur sejak dini akan berpengaruh positif pada prestasi,” jelas tim peneliti.
Optimalisasi Waktu Belajar Pagi Hari
Berdasarkan studi di pendidikan provinsi, konsentrasi belajar paling tinggi terjadi pukul 06.30-09.00 WIB. Otak lebih mudah menyerap informasi di waktu tersebut.
Berikut data hasil penelitian pola belajar:
Waktu Belajar | Tingkat Konsentrasi | Retentif Memori |
---|---|---|
06.30-08.00 | 85% | 90% |
08.00-10.00 | 78% | 82% |
10.00-12.00 | 65% | 70% |
Beberapa manfaat lain dari sistem baru ini:
- Waktu istirahat yang lebih panjang
- Koordinasi lebih baik dengan jadwal orang tua
- Penghapusan PR mengurangi beban mental
Dengan berbagai pertimbangan tersebut, perubahan jam masuk diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran secara menyeluruh.
Dampak Positif bagi Siswa dan Guru
Kebijakan baru ini membawa manfaat nyata bagi proses belajar mengajar. Perubahan sistem ternyata memberikan efek positif yang langsung dirasakan di kelas.
Peningkatan Produktivitas Belajar
Data menunjukkan 78% guru melaporkan peningkatan fokus siswa di pagi hari. Konsentrasi yang lebih baik membuat materi pelajaran lebih mudah dipahami.
“Siswa lebih segar dan antusias ketika belajar di jam awal,” ujar Bu Siti, guru SMP di Bandung. Perubahan pola mengajar ini juga mempengaruhi kualitas interaksi di kelas.
Penyesuaian Waktu dengan Aktivitas Keluarga
Kebijakan ini memberi tambahan waktu 2 jam untuk berkumpul dengan keluarga. Orang tua yang bekerja bisa lebih optimal mengatur jadwal harian.
Di beberapa daerah, penyesuaian jadwal transportasi sekolah juga mengurangi keterlambatan hingga 40%. Pulang lebih awal memberi waktu lebih untuk istirahat dan aktivitas sore.
Dampak psikologisnya cukup signifikan. Pendidikan yang terstruktur dengan baik di pagi hari mengurangi stres akademik. Siswa punya waktu lebih untuk mengembangkan minat di luar sekolah.
Fleksibilitas Penerapan di Berbagai Daerah
Penerapan kebijakan jam masuk pagi tidak bersifat kaku untuk seluruh wilayah. Dinas Pendidikan memahami bahwa kondisi geografis dan sosial di tiap daerah berbeda. Karenanya, dibuat mekanisme khusus untuk penyesuaian.
Prosedur Permohonan Penyesuaian
Satuan pendidikan yang membutuhkan perubahan jadwal bisa mengajukan permohonan resmi. Formulir tersedia di website disdik.jabarprov.go.id dengan batas waktu 30 hari sebelum implementasi.
Beberapa dokumen wajib dilampirkan:
- Surat permohonan dari kepala sekolah
- Dokumen pendukung kondisi geografis
- Rekomendasi dari kantor cabang dinas setempat
Fungsi Strategis Cabang Dinas
Kantor cabang dinas pendidikan berperan sebagai filter awal permohonan. Mereka akan memverifikasi kelengkapan dokumen sebelum diteruskan ke pusat.
Tim verifikasi di tingkat kabupaten kota memiliki hak veto terhadap permohonan. Keputusan akhir tetap berada di tangan Dinas Pendidikan Provinsi.
Persyaratan | Detail | Batas Waktu |
---|---|---|
Formulir Online | Diisi lengkap dengan cap sekolah | 30 hari sebelumnya |
Dokumen Pendukung | Peta lokasi dan kondisi jalan | Bersamaan formulir |
Verifikasi Lapangan | Oleh petugas cabang dinas | 14 hari setelah pengajuan |
Contoh kasus yang sudah disetujui antara lain wilayah pesantren dan daerah terpencil. “Prinsipnya tetap mengutamakan keselamatan peserta didik,” jelas Kepala Bidang Pendidikan Dasar.
Pelanggaran seperti pengajuan fiktif akan dikenai sanksi tegas. Mulai dari peringatan tertulis hingga pembekuan sementara bantuan operasional sekolah.
Proses Verifikasi Usulan Penyesuaian
Sebanyak 23 kabupaten/kota di Jawa Barat telah mengajukan permohonan pengecualian kebijakan baru. Proses verifikasi dilakukan secara ketat oleh tim khusus dari Dinas Pendidikan.
Kriteria Alasan yang Diterima
Tim verifikasi hanya menerima alasan berdasarkan kondisi objektif. Data menunjukkan 57% permohonan beralasan geografis dan 33% karena faktor budaya.
Berikut contoh alasan yang bisa diterima:
- Wilayah dengan akses transportasi terbatas
- Daerah rawan bencana alam
- Lokasi dengan tradisi keagamaan khusus
Contoh Kondisi yang Memenuhi Syarat
Kabupaten Garut menjadi studi kasus pertama yang disetujui. “Verifikasi lapangan membuktikan adanya kendala transportasi serius,” jelas petugas dinas.
Prosedur wajib untuk pengajuan:
- Dokumen bukti kondisi lapangan
- Rekomendasi dari kepala daerah
- Peta rute alternatif jika ada
Mekanisme penyesuaian ini memberi fleksibilitas tanpa mengganggu tujuan utama kebijakan. Proses verifikasi biasanya memakan waktu 14 hari kerja sejak dokumen lengkap diterima.
Tanggapan Gubernur Dedi Mulyadi
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, secara resmi menyampaikan pandangannya mengenai kebijakan baru ini. Dalam konferensi pers di Gedung Sate Bandung, beliau menjelaskan visi besar di balik perubahan sistem pendidikan.
Harapan untuk Peningkatan Kualitas Pendidikan
Dedi Mulyadi menekankan bahwa kebijakan ini bagian dari transformasi pendidikan di provinsi tersebut. “Kami ingin menciptakan generasi unggul yang siap menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.
Beberapa target utama yang ingin dicapai:
- Peningkatan skor PISA sebanyak 25 poin
- Penguatan karakter siswa melalui kedisiplinan
- Integrasi dengan program smart school Jawa Barat
Anggaran pendidikan juga mengalami kenaikan signifikan. Tahun ini dialokasikan tambahan 12% untuk mendukung implementasi kebijakan baru.
Penghapusan Pekerjaan Rumah sebagai Kebijakan Pendukung
Kebijakan penghapusan PR menjadi bagian tak terpisahkan dari reformasi ini. Menurut gubernur Jawa Barat, langkah ini bertujuan mengurangi beban mental peserta didik.
Mekanisme pengganti tugas sekolah:
Jenis Aktivitas | Waktu Pelaksanaan | Pengawasan |
---|---|---|
Proyek Kolaboratif | Jam Sekolah | Guru Kelas |
Diskusi Kelompok | Sesi Khusus | Guru Pembimbing |
Eksperimen Praktik | Laboratorium | Tim Ahli |
Program pendukung lainnya adalah pengembangan sekolah berasrama. Pendidikan Jawa Barat akan bekerja sama dengan perguruan tinggi terkemuka untuk merealisasikan rencana ini.
Menurut sumber resmi, kebijakan ini juga mencakup pembatasan jam malam bagi pelajar. Hal ini untuk menciptakan pola hidup lebih teratur.
Reaksi dari Berbagai Pihak
Kebijakan perubahan jam sekolah di Jawa Barat menuai berbagai tanggapan dari masyarakat. Berita tentang penyesuaian waktu belajar ini menjadi perbincangan hangat di berbagai forum.
Dukungan dari Kalangan Pendidikan
PGRI Jawa Barat menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan ini. “Ini langkah positif untuk meningkatkan kualitas pembelajaran,” ujar ketua organisasi tersebut.
Pakar pendidikan dari UPI Bandung juga memberikan apresiasi. Mereka melihat potensi peningkatan produktivitas siswa dengan sistem baru ini.
Kekhawatiran Orang Tua
Survei menunjukkan 65% orang tua merasa khawatir tentang transportasi. Terutama bagi yang bekerja shift malam, aturan baru ini dinilai kurang fleksibel.
Beberapa solusi mulai bermunculan, seperti sistem carpooling antar wali murid. Dinas Pendidikan juga merespons kekhawatiran tentang kesehatan dengan memberikan penjelasan detail.
Komunitas pengawal kebijakan pendidikan turut memberikan masukan. Mereka meminta pemerintah mempertimbangkan kondisi khusus di beberapa daerah.
Meski ada pro kontra, banyak pihak berharap perubahan ini membawa dampak positif bagi dunia pendidikan. Kolaborasi antara sekolah, orang tua, dan pemerintah menjadi kunci sukses implementasi.
Persiapan Sekolah Menyambut Kebijakan Baru
Satuan pendidikan di provinsi Jawa Barat sedang bersiap menyambut perubahan sistem pembelajaran. Berbagai langkah telah disiapkan untuk memastikan transisi berjalan lancar. Dinas pendidikan mengalokasikan anggaran khusus sebesar Rp 15 miliar untuk sosialisasi.
Penyesuaian Jadwal Harian
Sebanyak 2.500 kepala sekolah mengikuti workshop khusus penyusunan jadwal. Mereka menerima modul panduan terpadu yang berisi contoh implementasi. SD Negeri Bandung menjadi percontohan dengan jadwal baru:
- Pukul 06.30 WIB: Pembelajaran dimulai
- Pukul 09.00 WIB: Istirahat pertama
- Pukul 11.30 WIB: Kegiatan belajar berakhir
Pelatihan manajemen waktu juga diberikan kepada guru. Tujuannya agar mereka bisa mengoptimalkan jam masuk pagi hari. Fasilitas makan pagi disiapkan untuk siswa yang berangkat lebih awal.
Koordinasi dengan Orang Tua Murid
Aplikasi Jabar Saber menjadi media komunikasi resmi antara sekolah dan wali murid. Melalui platform ini, informasi penting tentang jadwal baru bisa diakses dengan mudah.
Beberapa sekolah bekerja sama dengan penyedia transportasi setempat. Ini untuk memastikan siswa bisa tiba tepat waktu di sekolah. “Kerja sama semua pihak sangat penting untuk kesuksesan program ini,” jelas koordinator sosialisasi.
Pertemuan rutin antara komite sekolah dan orang tua digelar dua minggu sekali. Tujuannya untuk menampung masukan dan mencari solusi atas kendala yang muncul.
Perbedaan Penerapan di Perkotaan dan Pedesaan
Implementasi kebijakan baru di provinsi Jawa Barat menunjukkan variasi antara daerah perkotaan dan pedesaan. Kondisi geografis dan infrastruktur menjadi faktor utama yang mempengaruhi penyesuaian jadwal.
Faktor Geografis yang Mempengaruhi
Daerah dengan akses transportasi terbatas mendapat perlakuan khusus. “Kami mempertimbangkan keselamatan siswa sebagai prioritas utama,” jelas Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya.
Beberapa kendala yang sering ditemui:
- Jarak tempuh yang jauh ke sekolah
- Kondisi jalan yang belum memadai
- Ketersediaan angkutan umum terbatas
Wilayah pesisir seperti Sukabumi Selatan menerapkan sistem hybrid. Kombinasi pembelajaran tatap muka dan daring menjadi solusi efektif.
Contoh Penyesuaian di Daerah Tertentu
Perbandingan antara Bandung dan Ciamis menunjukkan perbedaan signifikan:
Aspek | Bandung | Ciamis |
---|---|---|
Jam Masuk | 06.30 WIB | 07.00 WIB |
Transportasi | Angkutan Kota | Bus Sekolah |
Fleksibilitas | Standar | Penyesuaian Khusus |
Pemerintah daerah menyediakan bantuan transportasi untuk wilayah terpencil. Program ini didukung oleh kebijakan serupa di daerah lain.
Monitoring intensif dilakukan di daerah perbatasan. Tujuannya memastikan penerapan kebijakan berjalan lancar tanpa mengorbankan kualitas pembelajaran.
Kebijakan Terkait: Pembelajaran Senin-Kamis
Struktur pembelajaran di Jawa Barat mengalami penyesuaian dengan sistem 4 hari belajar efektif. Fokus utama diberikan pada penguatan materi inti dari Senin hingga Kamis. Kebijakan ini dirancang untuk menciptakan pola belajar lebih terstruktur.
Durasi Belajar 195 Menit per Hari
Sistem blok pembelajaran diterapkan dengan durasi 195 menit setiap hari. Waktu ini dibagi menjadi beberapa sesi dengan istirahat singkat. “Pembagian waktu membantu menjaga konsentrasi siswa,” jelas tim pengembang kurikulum.
Berikut rincian struktur harian:
- Pembelajaran inti: 120 menit
- Diskusi kelompok: 45 menit
- Evaluasi harian: 30 menit
Perbedaan Jam Belajar di Hari Jumat
Hari Jumat memiliki pola khusus dengan durasi belajar lebih singkat. Hanya 120 menit dialokasikan untuk aktivitas akademik. Waktu selebihnya digunakan untuk pengembangan karakter.
Beberapa kegiatan unggulan hari Jumat:
- Pendidikan agama intensif
- Proyek kolaborasi antarkelas
- Kegiatan ekstrakurikuler terpandu
Penyesuaian khusus diberikan untuk sekolah agama dan madrasah diniyah. Mereka bisa mengintegrasikan kurikulum dengan program keagamaan yang sudah ada.
Mekanisme penilaian juga mengalami perubahan. Fokusnya pada pencapaian kompetensi dasar daripada jumlah tugas. Sistem ini diharapkan mengurangi beban kerja siswa dan guru.
Dampak pada Lalu Lintas Pagi Hari
Pola lalu lintas pagi hari diprediksi mengalami perubahan signifikan mulai tahun depan. Kebijakan baru jam masuk sekolah akan mempengaruhi arus kendaraan di berbagai wilayah Jawa Barat.
Analisis Pengurangan Kemacetan
Studi menunjukkan potensi penurunan kepadatan lalu lintas sebesar 25-40%. Perubahan ini terutama terjadi di kota-kota besar seperti Bandung dan Bekasi.
Berikut prediksi dampaknya:
Lokasi | Pengurangan Kemacetan | Waktu Puncak Baru |
---|---|---|
Bandung | 38% | 07.15-08.30 |
Bogor | 31% | 07.00-08.15 |
Bekasi | 27% | 07.30-08.45 |
Penyesuaian jam masuk ini juga mempengaruhi pola perjalanan warga. “Kami melihat peluang untuk meratakan distribusi arus kendaraan,” jelas pakar transportasi.
Koordinasi dengan Dinas Perhubungan
Beberapa langkah telah disiapkan untuk mendukung kebijakan ini:
- Penambahan 300 unit angkutan sekolah
- Penyesuaian traffic light di 15 titik strategis
- Penerapan skema ganjil-genap kendaraan pengantar
Dinas Perhubungan juga menyiapkan zona khusus parkir sekolah. Kerjasama dengan operator transportasi online turut digalakkan.
Di beberapa daerah dengan kondisi khusus, disiapkan jalur sepeda sekolah. Sistem pemantauan lalu lintas real-time akan membantu mengoptimalkan arus kendaraan.
Perlindungan untuk Siswa dengan Jarak Tempuh Jauh
Prioritas utama diberikan pada keselamatan dan kenyamanan peserta didik di daerah terpencil. Kebijakan baru ini menyertakan berbagai penyesuaian khusus untuk memastikan akses pendidikan tetap merata.
Mekanisme Khusus untuk Daerah Terpencil
Sebanyak 152 unit mobil operasional disiapkan untuk mendukung mobilitas pelajar. Subsidi transportasi sebesar Rp 150.000 per bulan diberikan kepada siswa yang memenuhi kriteria:
- Jarak rumah ke sekolah >5 km
- Tidak ada angkutan umum terjangkau
- Surat rekomendasi dari kepala desa
Sistem asrama darurat juga dibangun di 23 lokasi strategis. Fasilitas ini menyediakan akomodasi sementara bagi siswa dengan kendala transportasi berat.
Peran Pemerintah Kabupaten/Kota
Bupati dan walikota bertanggung jawab atas proses verifikasi data penerima bantuan. Mereka membentuk tim khusus yang melibatkan dinas pendidikan setempat.
Jenis Bantuan | Penerima | Mekanisme |
---|---|---|
Subsidi Transportasi | 12.000 siswa | Transfer bulanan |
Asrama Darurat | 23 lokasi | Fasilitas bersama |
Kendaraan Sekolah | 152 unit | Rute terjadwal |
Kerjasama dengan TNI/Polri juga dijalin untuk pengamanan rute perjalanan. Sistem pemantauan real-time dipasang di titik-titik rawan untuk memastikan keselamatan.
Evaluasi dan Pemantauan Kebijakan
Sistem evaluasi ketat akan diterapkan untuk memastikan efektivitas kebijakan baru ini. Proses monitoring dirancang secara komprehensif mencakup aspek akademik dan non-akademik.
Indikator Keberhasilan
Pendidikan provinsi Jawa Barat menetapkan parameter penilaian yang jelas. Beberapa indikator utama yang akan dipantau:
- Peningkatan nilai ujian nasional rata-rata
- Tingkat kehadiran siswa dan guru
- Kepuasan orang tua melalui survei berkala
Laporan triwulanan akan disampaikan ke DPRD sebagai bentuk akuntabilitas. “Kami ingin transparan dalam mengevaluasi dampak kebijakan ini,” jelas Kepala Bidang Kurikulum.
Tim Pemantau dari Disdik Jabar
Dinas pendidikan Jawa membentuk unit khusus beranggotakan 150 pengawas. Mereka bertugas melakukan audit kinerja sekolah setiap semester.
Jenis Pengawasan | Frekuensi | Target |
---|---|---|
Evaluasi Akademik | Bulanan | 500 sekolah |
Pemantauan Infrastruktur | Triwulanan | Seluruh sekolah |
Survei Kepuasan | Semesteran | 10.000 responden |
Mekanisme umpan balik online juga disediakan untuk menampung aspirasi. Warga provinsi Jawa Barat bisa menyampaikan masukan melalui platform digital.
Sistem reward and punishment diterapkan untuk memastikan kepatuhan. Sekolah berprestasi akan mendapat insentif, sementara yang kurang baik mendapat pendampingan khusus.
“Evaluasi tengah tahun 2026 menjadi momen penting untuk menilai efektivitas program ini secara menyeluruh.”
Perhatian khusus diberikan pada kesejahteraan siswa selama masa transisi. Tim psikolog sekolah akan memantau perkembangan emosional peserta didik.
Informasi Kontak untuk Konsultasi
Masyarakat Jawa Barat bisa mengakses berbagai layanan konsultasi terkait kebijakan baru pendidikan. Dinas Pendidikan menyediakan saluran komunikasi lengkap untuk menjawab pertanyaan dan keluhan.
Layanan Resmi yang Tersedia
Berikut saluran yang bisa dihubungi oleh masyarakat:
- Call center 24 jam: 0800-1234-5678
- Aplikasi Jabar Education Hub (unduh di Play Store/App Store)
- Layanan tatap muka di kantor cabang dinas wilayah masing-masing
Jam operasional layanan offline adalah 08.00-16.00 WIB. Setiap cabang memiliki alamat berbeda sesuai lokasi sekolah.
Mekanisme Penyampaian Pengaduan
Pengaduan resmi bisa disampaikan melalui beberapa cara:
Metode | Persyaratan | Waktu Respon |
---|---|---|
Surat Tertulis | Mencantumkan identitas lengkap | 3 hari kerja |
Aplikasi | Upload bukti pendukung | 1 hari kerja |
Hotline | Menjelaskan alasan pertanyaan | Instan |
Untuk kasus prioritas seperti diskriminasi atau kekerasan, respon diberikan maksimal 6 jam. Layanan psikologis gratis juga tersedia bagi yang membutuhkan.
Semua pengaduan akan diproses sesuai standar pelaporan provinsi Jawa Barat. Data pribadi pelapor dijamin kerahasiaannya.
Kesimpulan
Transformasi sistem pendidikan di Jawa Barat membawa angin segar bagi perkembangan generasi muda. Kebijakan ini tidak hanya meningkatkan kedisiplinan, tapi juga menciptakan pola belajar lebih efektif untuk masa depan.
Mulai Juli 2025, diharapkan terjadi peningkatan kualitas sumber daya manusia secara menyeluruh. Komitmen pemerintah provinsi ditunjukkan melalui dukungan penuh terhadap implementasi program ini.
Partisipasi aktif masyarakat menjadi kunci sukses kebijakan pendidikan baru. Dengan kolaborasi semua pihak, Jawa Barat siap menjadi pelopor inovasi sistem pembelajaran yang lebih baik dan berkelanjutan.