tes

BOCORAN HK

Sosial

Penghuni Panti Jompo Jadi Saksi Pelantikan Sekda NTB: Berita Unik

Sebuah momen bersejarah terjadi pada 10 Juli 2025, ketika Lalu Moh. Faozal dilantik sebagai Penjabat Sekretaris Daerah Nusa Tenggara Barat. Acara ini menjadi istimewa karena digelar di UPTD Pusat Pelayanan Sosial Lanjut Usia Mandalika, Kota Mataram.

Pemilihan lokasi ini bukan tanpa alasan. Gubernur NTB, Zulkieflimansyah, menyatakan “Kita tidak ingin menggelar acara secara berlebihan di tengah musibah”. Pelantikan ini menggantikan Lalu Gita Ariadi yang telah memasuki masa pensiun.

Acara berlangsung sederhana dengan tenda darurat dan pakaian lapangan. Suasana ini menunjukkan komitmen pemerintah terhadap nilai-nilai empati dan kepedulian sosial. Moment ini menjadi bukti nyata bahwa pelayanan publik bisa dilakukan dengan penuh makna.

Latar Belakang Pelantikan Sekda NTB di Tengah Musibah Banjir

Beberapa hari sebelum acara penting ini, Kota Mataram dilanda bencana alam yang cukup parah. Curah hujan tinggi menyebabkan genangan air di berbagai titik, termasuk area sekitar lokasi pelantikan.

Konteks Banjir di Kota Mataram

Musibah ini terjadi secara tiba-tiba dan berdampak pada banyak warga. Beberapa kawasan terendam air dengan ketinggian mencapai 50 cm. Kondisi ini membuat aktivitas warga terganggu, termasuk mereka yang tinggal di fasilitas sosial.

Menurut data, sebanyak 3.000 paket makanan disalurkan oleh berbagai pihak untuk membantu korban. PDIP menjadi salah satu organisasi yang cepat merespons dengan membuka dapur umum.

Solidaritas Pemerintah Terhadap Korban

Gubernur menyatakan, “Kita hadir merasakan langsung suasana lapangan”. Pernyataan ini menunjukkan komitmen kuat untuk tetap dekat dengan masyarakat yang terdampak.

Anggaran daerah NTB yang termasuk tertinggi kedua se-Indonesia memungkinkan penanganan bencana dilakukan secara optimal. Respon cepat ini menjadi bukti keseriusan dalam melayani masyarakat.

Bagi yang ingin mengetahui lebih banyak tentang penanganan bencana di Indonesia, bisa membaca informasi lengkap mengenai berbagai upaya yang telah dilakukan.

Pelantikan Sekda NTB yang Tidak Biasa di Panti Jompo

A swath of canvas shelters a makeshift stage, its occupants adorned in formal attire. Fluorescent lights cast a clinical glow, illuminating the faces of weathered yet dignified elders, their expressions a mix of curiosity and solemnity. In the foreground, a podium stands ready, its occupant poised to address the assembled crowd, while the backdrop reveals the humble confines of an emergency relief shelter, its functional furnishings and sparse decorations underscoring the unconventional nature of this ceremony. The air is thick with anticipation, as this unexpected setting plays host to a solemn and significant moment of transition.

Sebuah lokasi tak biasa dipilih untuk momen pengambilan sumpah jabatan ini. Berbeda dengan acara serupa yang biasanya digelar di gedung pemerintahan, kali ini tenda darurat menjadi panggung utama.

Lokasi dan Suasana Sederhana Acara

Acara berlangsung di bawah tenda putih berukuran sedang tanpa dekorasi berlebihan. Panggung kecil hanya dilengkapi meja sederhana dan beberapa kursi plastik. Seluruh peserta menggunakan pakaian dinas lapangan sebagai bentuk solidaritas.

Suasana terasa sangat berbeda dari acara resmi pada umumnya. Tidak ada karpet merah atau bunga hias. Justru kesederhanaan inilah yang menciptakan nuansa hangat dan penuh makna.

Permintaan Khusus dari Faozal

Faozal sendiri yang mengusulkan lokasi ini sebagai simbol komitmen kerja nyata.

“Ini bukan pesta, tapi tanggung jawab berat,”

ujarnya saat memberikan sambutan.

Ia ingin menunjukkan bahwa jabatan harus dijalani dengan kesederhanaan dan kedekatan dengan masyarakat. Usai acara, Faozal langsung melakukan peninjauan lapangan untuk melihat kondisi terkini di lokasi terdampak banjir.

Pesan Penting dari Gubernur dan Sekda Baru

A thoughtful, middle-aged man in a suit and tie stands at a podium, addressing a captivated audience. Warm, directional lighting illuminates his face, conveying a sense of authority and gravitas. The background is blurred, focusing attention on the speaker's earnest expression and gesticulations as he delivers an important message. The setting exudes a formal, professional atmosphere, befitting the gravitas of the occasion. The overall mood is one of attentive listening, as the audience hangs on the speaker's every word.

Gubernur Zulkieflimansyah menyampaikan arahan khusus dalam pelantikan tak biasa ini. Acara sederhana justru menjadi media penyampaian pesan mendalam tentang kepemimpinan.

Amanah Jabatan yang Berat

Dalam sambutannya, gubernur Iqbal menekankan bahwa jabatan Sekda adalah tugas mulia. “Ini bukan sekadar posisi, tapi tanggung jawab besar untuk rakyat,” tegasnya.

Faozal disebut sebagai figur yang tepat karena pengalamannya di berbagai dinas penting. Ia dikenal sebagai pekerja cepat yang selalu menikmati setiap tantangan.

Fokus Pembenahan Tata Kelola Pemerintahan

Gubernur Iqbal menyatakan, “NTB maju harus dibangun dengan tata kelola yang baik.” Pernyataan ini menjadi pedoman utama bagi Sekda baru.

Ada tiga bidang utama yang menjadi sasaran pembenahan:

Prioritas Target Waktu
Penguatan Birokrasi Peningkatan kinerja ASN 3 bulan pertama
Pengelolaan Keuangan Transparansi anggaran Berkelanjutan
SDM Aparatur Pelatihan kompetensi 6 bulan

Masa jabatan awal ditetapkan 3 bulan dengan kemungkinan perpanjangan. Semua kebijakan akan berfokus pada perbaikan tata kelola pemerintahan yang lebih baik.

“Kerja nyata lebih penting daripada seremoni megah,”

tegas Gubernur menutup sambutannya. Pernyataan ini sekaligus menegaskan komitmen pembenahan sistem pemerintahan di NTB.

Kesimpulan

Momen langka ini menunjukkan bagaimana kepemimpinan seharusnya dilakukan. Pemilihan lokasi di fasilitas sosial untuk orang lanjut usia (jompo) membawa pesan kuat tentang empati.

Faozal membuktikan bahwa jabatan adalah tanggung jawab, bukan sekadar gelar. Inovasinya patut dicontoh oleh pemimpin lain di berbagai level.

Acara ini juga menjadi penyemangat bagi para korban bencana. Pemerintah hadir langsung di tengah kesulitan mereka, bukan hanya lewat kata-kata.

Harapannya, langkah sederhana ini menjadi awal perubahan besar. Kepemimpinan yang dekat dengan rakyat akan membawa kemajuan nyata.

Related Articles

Back to top button