tes

BOCORAN HK

Sosial

QRIS RI Ikut Pembayaran Lintas BRICS, Apa Implikasinya?

Indonesia semakin memperkuat posisinya di panggung global dengan keikutsertaan QRIS dalam sistem pembayaran lintas batas negara-negara BRICS. Langkah ini dinilai sebagai terobosan strategis oleh para ekonom, termasuk Celios.

Presiden Prabowo Subianto akan menghadiri KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro pada Juli mendatang. Acara ini menjadi momen penting bagi Indonesia sebagai anggota resmi sejak Januari 2025.

Implementasi QRIS sendiri sudah berhasil di beberapa negara ASEAN seperti Singapura, Malaysia, dan Thailand. Perluasan jaringan ini menunjukkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi era pembayaran digital global.

Bank Indonesia terus memperluas kerja sama untuk memastikan sistem ini dapat digunakan secara lancar. Informasi lebih lanjut tentang perkembangan terbaru QRIS bisa dilihat di arah baru sistem pembayaran digital Indonesia.

QRIS RI Ikut Pembayaran Lintas BRICS: Langkah Strategis Indonesia

Kolaborasi antarnegara BRICS membuka peluang baru bagi transaksi lintas batas yang lebih efisien. Inisiatif ini sejalan dengan deklarasi pemimpin BRICS untuk memperkuat kerjasama ekonomi berbasis teknologi digital.

Latar Belakang Keterlibatan QRIS dalam BRICS

Negara-negara BRICS sepakat mengurangi ketergantungan pada mata uang asing dengan mengoptimalkan sistem pembayaran lokal. Indonesia, melalui Bank Indonesia, aktif berkontribusi dalam proyek percontohan interoperabilitas DCMS.

Regulasi No. 21/2019 tentang standarisasi QR menjadi fondasi kuat. Tantangan teknis seperti harmonisasi protokol antarnegara masih menjadi fokus utama.

Peran Bank Indonesia dalam Inisiatif Pembayaran Lintas Batas

Sejak 2019, BI membangun infrastruktur pendukung untuk transaksi digital. Langkah strategisnya meliputi:

  • Uji coba integrasi dengan bank sentral anggota BRICS
  • Pengembangan kebijakan multi-currency settlement
  • Edukasi pelaku usaha tentang manfaat transaksi lintas batas

Dukungan teknologi ini mempercepat realisasi perdagangan regional yang lebih inklusif.

Kemitraan dan Implementasi QRIS di Berbagai Negara

A bustling cityscape showcasing the diverse implementation of QRIS (Quick Response Indonesian Standard) payment systems across various countries. In the foreground, a lively street market with vendors accepting QRIS payments through their mobile devices. In the middle ground, towering skyscrapers and modern shopping malls with QRIS branding prominently displayed. In the background, a panoramic view of the city's skyline, hinting at the global reach and integration of this innovative payment technology. The scene is illuminated by warm, golden-hour lighting, creating a sense of harmony and progress. The composition captures the seamless integration of QRIS within the fabric of urban life, reflecting its growing acceptance and impact across international borders.

Jaringan pembayaran digital Indonesia terus berkembang ke berbagai belahan dunia. Sistem ini tidak hanya memudahkan transaksi domestik, tapi juga membuka pintu bagi kerja sama internasional.

Negara-Negara yang Sudah Terhubung

Beberapa negara di kawasan ASEAN telah sukses mengadopsi sistem ini. Malaysia, Thailand, dan Singapura menjadi pionir dalam integrasi awal.

Keberhasilan di kawasan Asia Tenggara menjadi landasan kuat untuk ekspansi lebih luas. Berikut pencapaian terkini:

  • Malaysia: Integrasi penuh sejak 2023 dengan volume transaksi tumbuh 120%
  • Thailand: Digunakan di 85% merchant utama
  • Singapura: Pilihan pembayaran favorit turis Indonesia

Perluasan ke Pasar Global

Bank Indonesia sedang menjajaki kerja sama dengan beberapa negara penting. Korea Selatan dan India menjadi prioritas utama dalam rencana perluasan.

Di Timur Tengah, Arab Saudi menjadi pasar potensial dengan banyaknya pekerja migran Indonesia. Tantangan utama adalah menyesuaikan dengan regulasi setempat yang ketat.

Proyeksi implementasi di kawasan ini ditargetkan Juli 2025. Persiapan teknis meliputi:

  • Harmonisasi standar kode
  • Penyelarasan sistem keamanan
  • Uji coba multi-mata uang

Perluasan jaringan ini akan memberikan manfaat besar bagi masyarakat. Selain mempermudah transaksi, juga memperkuat posisi Indonesia di peta ekonomi digital global.

Implikasi Ekonomi dan Tantangan yang Dihadapi

A bustling digital payment landscape, with various payment methods and platforms seamlessly integrated. In the foreground, a smartphone displays a digital wallet, showcasing the ease and convenience of cashless transactions. The middle ground features a network of interconnected devices, representing the infrastructure that enables cross-border and seamless digital payments. In the background, a cityscape with towering skyscrapers and bustling streets symbolizes the economic implications and challenges of the digital payment revolution. The scene is illuminated by a warm, ambient lighting, conveying a sense of progress and innovation. The overall atmosphere is one of modernity, efficiency, and the transformative impact of digital payment systems on the economy.

Ekspansi jaringan pembayaran digital menghadirkan peluang sekaligus tantangan baru bagi Indonesia. Perluasan ini tidak hanya berdampak pada sektor finansial, tapi juga mempengaruhi hubungan perdagangan internasional. Bank Indonesia terus memantau perkembangan untuk memastikan manfaat optimal bagi perekonomian nasional.

Dampak Positif bagi Perekonomian Indonesia

Integrasi dengan jaringan BRICS diperkirakan meningkatkan transaksi non-tunai hingga 40% dalam dua tahun mendatang. Efisiensi sistem ini memberikan manfaat nyata:

  • Pengurangan biaya transaksi ekspor-impor hingga 15%
  • Stabilisasi nilai tukar rupiah melalui transaksi langsung dalam mata uang lokal
  • Percepatan arus perdagangan dengan negara anggota BRICS

Menurut analisis terbaru, langkah ini juga memperkuat posisi Indonesia dalam kerja sama ekonomi multilateral.

Sorotan AS dan Hambatan Perdagangan

Kebijakan protektif Indonesia mendapat sorotan dari pemerintah Amerika Serikat. Dokumen resmi USTR mengkritik regulasi Bank Indonesia tentang pembatasan kepemilikan asing di infrastruktur pembayaran.

Tantangan utama terletak pada harmonisasi kebijakan:

  • Batasan 20% kepemilikan asing di Gerbang Pembayaran Nasional
  • Perbedaan standar keamanan dengan sistem Barat
  • Tekanan untuk membuka akses lebih luas bagi perusahaan asing

Meski demikian, otoritas moneter tetap berkomitmen menjaga kedaulatan digital sambil memperluas kerja sama internasional.

Kesimpulan

Keikutsertaan Indonesia sebagai anggota BRICS membuka babak baru dalam diplomasi ekonomi digital. Presiden Prabowo Subianto akan memainkan peran kunci dalam KTT BRICS 2025 untuk memperkuat posisi negara di kancah global.

Kolaborasi ini menunjukkan potensi besar sistem pembayaran digital Indonesia sebagai model bagi negara berkembang. Dengan rencana ekspansi ke 10 negara pada 2026, dampak positif bagi perekonomian nasional semakin nyata.

Sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan otoritas moneter menjadi kunci sukses. Seperti diungkapkan dalam strategi ekonomi, langkah ini memperkuat ketahanan finansial Indonesia di tengah gejolak global.

Related Articles

Back to top button