Menyambut Malam Nisfu Sya’ban Aktivis Peneleh Selenggarakan Dzikir dan Doa Bersama untuk Indonesia

 

(24/02) Malang – Menyambut malam Nisfu Sya’ban Aktivis Peneleh Jang Oetama selenggarakan dzikir dan doa bersama untuk Indonesia. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada semua makhluk-Nya pada malam pertengahan bulan Syaban, maka Dia memberi ampunan pada semua makhluk-Nya kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan (dengan saudaranya).” (HR At-Thabrani)

Acara Nisfu Sya’ban itu diselenggarakan secara hybrid. Malam Nisfu Sya’ban 1445 Hijriah jatuh pada 24 Februari 2024 menjadi momentum refleksi kebangsaan sekaligus waktu yang tepat untuk berdoa tentang kebaikan bangsa Indonesia. Hal itu disampaikan Muh. Fadhir A.I. Lamase selaku Kordinator Nasional Aktivis Peneleh dalam sambutannya.

“Pada malam Nisfu Sya’ban 1445 Hijriyah kali ini menjadi momentum bagi kita semua untuk dzikir dan doa bersama untuk kebaikan bangsa Indonesia. Secara kontekstual, doa-doa yang kita kirimkan pada malam Nisfu Sya’ban bertujuan agar para pemimpin bangsa hari ini disuburkan hatinya yang telah kering kerontang, disebabkan oleh hasrat diri mereka sendiri” jelas Fadhir.

Lebih lanjut Fadhir menjelaskan, “Selain itu, dzikir dan doa bersama ini kita khususkan kepada seluruh pemuda bangsa terkhusus Aktivis Peneleh seluruh Indonesia, agar mampu menjaga ‘air spiritual’ dan spirit pergerakan keumatan di masing-masing sektornya” pungkasnya

Adapun paparan hikmah kontekstual disampaikan Ketua Yayasan Peneleh Jang Oetama Assoc. Prof. Dr. Ari Kamayanti, mengajak seluruh Aktivis Peneleh untuk merefleksikan diri pada malam Nisfu Sya’ban.

“Ini adalah upaya pengingat bahwa masa atau waktu merupakan aset yang diberikan Allah, hal yang paling sering kita abaikan, mubazirkan atau buang-buang. Padalah setiap detik adalah amanah”

Dalam paparanya, Ari menjelaskan bahwa ujian yang kita hadapi sebagai seorang hamba adalah bentuk kasih sayang Allah kepada hambanya, “Setiap kesulitan yang kita hadapi seakan ada pelajaran yang sedang berlangsung, didalamnya kita mengalami penyucian, meskipun itu bukan sesuatu yang enak. Tapi perlu dihapami, bahwa saat kita diberikan kesulitan, sesungguhnya Allah sedang sayang kepada kita semua. Coba bayangkan, dari sekian milyar manusia, kita yang dipilih untuk diberikan kesempatan belajar dan disucikan. Semua itu, agar kita bisa menerima pelajaran yang membuat kita menjadi manusia yang leibih baik”. Tegas Ari dalam penyampaiannya.

Di puncak paparannya, Ari mengajak para peserta memanjatkan doa bersama untuk seluruh masyarakat Indonesia, “Jadikan kembali Indonesia besar, sucikanlah kami dari kejahatan, kembalikan kami kejalan yang benar”.

 

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *